Senin, 19 Agustus 2013

mengenal perkawinan masyarakat

Sesuai dengan tradisi, tiga bulan menjelang akad nikah diselenggarakan, pihak keluarga calon pengantin pria dan wanita harus melaksanakan acara mutus kato atau mutus rasan. Pada acara ini akan dibicarakan berbagai kesepakatan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan upacara perkawinan secara rinci dan tuntas sehingga nantinya masing-masing pihak tidak lagi memiliki ganjalan, juga acara dapat berlangsung tanpa gangguan dan kekurangan. Dalam acara ini, orangtua calon pengantin pria akan mengantarkan aneka sembilan bahan pokok (sembako) sebagai buah tangan ke rumah calon besannya. Berikut adalah berbagai tahapan adat dalam pelaksanaan upacara perkawinan masyarakat Palembang, mulai dari acara madik sebagai pembukanya sampai acara munggah sebagai puncak dari keseluruhan rangkaian prosesi adat.
Madik
Tahapan pertama yang harus dilakukan masyarakat Palembang untuk memulai rangkaian prosesi pernikahan adalah menyelenggarakan acara madik. Dalam bahasa Jawa Kawi, madik berarti mendekati atau pendekatan. Dengan kata lain, madik bisa diartikan sebagai proses penyelidikan atas keberadaan seorang gadis yang dilakukan oleh utusan keluarga calon pengantin pria. Tujuan acara ini selain untuk berkenalan, juga untuk mengetahui asal-usul dan silsilah keluarga masing-masing sembari mencari tahu apakah gadis yang dituju belum ada yang punya dan belum ada yang meminang
Menyenggung
Tahapan ini dilakukan apabila proses sebelumnya, madik, telah terlaksana dengan baik. Acara manyenggung atau senggung ini berasal dari bahasa kuno yang berarti memasang “pagar”. Tujuannya agar gadis yang dituju tidak dapat diganggu oleh senggung (dalam arti kiasan, berarti sejenis hewan musang, tetapi dalam arti sesungguhnya berarti diganggu oleh pria lain).

Selain itu, menyenggung juga dimaksudkan untuk menunjukkan keseriusan calon pengantin pria kepada calon pengantin wanita. Keluarga pihak pria akan datang mengirimkan utusan resmi ke kediaman sang gadis sambil membawa tenong atau sangkek yaitu semacam anyaman bambu berbentuk bulat atau persegi empat yang dibungkus dengan kain batik bersulam benang emas. Tenong ini akan diisi dengan berbagai jenis bahan makanan misalnya telor, erigu, mentega dan lain sebagainya yang disesuaikan dengan keadaan keluarga sang gadis.

Ngebet (membuat ikatan)
Apabila tujuan acara senggung dianggap telah tercapai maka pihak keluarga pria akan kembali mengunjungi rumah calon pengantin wanita dengan membawa tenong sebanyak tiga buah yang masing-masing berisi terigu, gula pasir dan telor itik.

Pertemuan kedua keluarga ini sebagai pertanda bahwa kedua belah pihak keluarga telah nemuke kato alias mencapai kata sepakat bahwa sang gadis telah diikat oleh pihak pria. Sebagai tanda ikatan, keluarga pria akan memberikan semacam bingkisan kepada keluarga wanita berupa bahan busana atau kain dan bisa juga berbentuk benda atau perhiasan seperti kalung, cincin atau gelang.
Berasan
Tahapan ini dalam bahasa Melayu diartikan sebagai tahapan musyawarah. Acara ini dimaksudkan untuk menyatukan dua keluarga menjadi satu keluarga besar. Selain itu juga bertujuan untuk menyampaikan dan menentukan syarat-syarat apa saja yang akan diminta oleh keluarga pihak wanita serta apa saja yang nantinya akan diberikan oleh keluarga pihak pria. Dengan kata lain, kedua keluarga bermusyawarah untuk saling bersepakat mengenai semua persyaratan perkawinan, baik secara tata acara adat maupun agama.

Dalam tradisi masyarakat Palembang dikenal beberapa persyaratan dalam pelaksanaan perkawinan yang sebelumnya harus disepakati oleh kedua pihak, baik secara syariat agama maupun tata cara adat. Menurut syariat agama, kedua belah pihak harus menyepakati berapa jumlah mahar atau mas kawin sementara menurut tata cara adat, kedua keluarga sebelumnya harus sepakat mengenai adat-istiadat yang nanti akan dipakai dalam pernikahan. Masyarakat Palembang mengenal beberapa tradisi dalam perkawinan yaitu adat berangkat tigo turun, adat berangkat duo penyeneng, adat berangkat adat mudo, adat tebas atau adat buntel kadut, di mana masing-masing adat tersebut memiliki perlengkapan dan persyaratannya sendiri.

Dengan begitu sudah bisa dipastikan acara ini akan berlangsung penuh kehangatan dan keakraban bahkan disertai dengan acara berbalas pantun yang disertai dengan acara jamuan makan bersama. Pada acara ini sang gadis juga akan diperkenalkan kepada seluruh keluarga pihak pria dan ditentukan kapan hari yang tepat untuk dilangsungkan acara mutuske kato.
Mutuske kato
Dalam acara ini kedua belah pihak keluarga akan membuat keputusan bersama mengenai pelaksanaan hari nganterke belanjo, hari pernikahan, munggah, nyemputi dan nganter pengantin, ngalie turon, becacap atau mandi simburan dan acara beratib. Penentuan hari pernikahan dan munggah akan dipilih waktu yang dipercaya dapat membawa berkah bagi sang pengantin seperti pada bulan Robiul Awal, Robiul Akhir, Jumadil Awal, atau Jumadil Akhir. Pada saat itu bulan purnama dalam kondisi sempurna sehingga diharapkan kehidupan rumah tangga akan bersinar seperti purnama.

Saat acara mutuske kato, keluarga calon pengantin pria datang membawa tujuh buah tenong berisi gula pasir, terigu, telor itik, pisang dan buah-buahan ke kediaman calon pengantin wanita. Mereka juga menyerahkan persyaratan adat yang telah disepakti saat acara berasan. Bila disepakati adat duo penyeneng yang akan digunakan maka saat acara mutuske kato, keluarga pria menyerahkan dua lembar kemben tretes mider, dua lembar baju kurung angkinan dan dua lembar sewet songket cukitan. Acara mutuske kato diakhiri dengan doa memohon keselamatan agar acara dapat berjalan lancar.

Selanjutnya calon pengantin wanita melakukan sungkeman (sujud) pada calon mertua dan sebagai tanda kasih. Calon mertua pun lantas memberikan perhiasan emas kepada calon menantunya. Sebagai balasan, saat rombongan calon pengantin pria pulang, tujuh tenong yang dibawa akan ditukar atau dibalas oleh pihak keluarga wanita dengan berbagai jajanan dan kue khas Palembang.
Nganterke belanjo
Acara yang mirip dengan acara serah-serahan (antaran) ini biasanya dilakukan beberapa hari sebelum acara munggah. Yang banyak berperan dalam acara ini adalah kaum wanita sementara kaum pria hanya menjadi pengiring saja. Duet belanjo (uang belanja) akan dimasukkan dalam ponjen warna kuning dengan berbagai atribut berbentuk manggis.

Dalam acara ini sejumlah barang antaran, paling sedikit 12 buah, akan diletakkan dalam nampan-nampan yang telah dihias cantik berisi aneka kebutuhan pesta seperti terigu, gula pasir, buah-buahan dan kue khas Palembang. Selain itu, diantarkan juga enjoan atau pemberian yang telah ditetapkan saat acara mutuske kato.

Untuk melaksanakan adat ngelamar (gegawang), keluarga pengantin pria akan mengantarkan ponjen warna kuning berisi uang belanja, beberapa ponjen disii dengan koin uang logam, selendang songket, baju kurung, kain songket serta sebuah ponjen berisi uang untuk acara timbang pengantin dan 12 nampan berisi barang keperluan pesta dan kembang setaman yang ditutup dengan kain sulam berenda.
Persiapan menjelang akad nikah
Sebelum hari perkawinan dilaksanakan, calon pengantin melakukan beberapa ritual khusus yang berguna untuk kesehatan dan kecantikannya. Ritual itu antara lain, ritual betangas yaitu mandi uap dan ritual bebedak. Selanjutnya bepacar, yaitu pemberian inai pada kuku-kuku jari tangan dan kaki juga telapak tangan dan kaki yang disebut ritual pelipit. Kesan warna merah pada pacar (inai) berguna untuk mengusir makhluk halus sementara daun pacar dipercaya mampu memberi kesuburan bagi pengantin wanita.

Upacara akad nikah
Secara adat, upacara akad nikah dilakukan di rumah pengantin pria dan seandainya acara ini diadakan di kediaman pengantin wanita maka disebut kawin numpang. Tetapi sesuai dengan perkembangan zaman justru sekarang akad nikah banyak dilakukan di rumah pengantin wanita. Sesuai tradisi, bila akad nikah berlangsung sebelum acara munggah maka terlebih dahulu utusan keluarga wanita akan terlebih dulu melakukan acara nganterke keris ke rumah pengantin pria.

Orangtua mempelai wanita dan rombongan datang ke rumah besannya tanpa disertai pengantin wanita yang diharuskan tetap tinggal di kamarnya. Selesai akad, pengantin pria dan keluarganya menuju kediaman orangtua sang gadis yang telah resmi menjadi istrinya untuk melakukan puncak acara munggah.

Munggah
Tahapan ini dilakukan sesudah akad nikah dan sebelum resepsi sebagai puncak dari keseluruhan rangkaian upacara adat perkawinan masyarakat Palembang yang dilakukan di rumah orangtua pengantin wanita. Munggah dimaksudkan agar kedua pengantin dapat menjalani kehidupan rumah tangga dengan serasi, damai dan saling toleransi.

Acara dimulai dengan kedatangan rombongan keluarga pengantin pria sambil membawa barang antaran 12 macam, yang berisi tiga set kain songket, kain batik palembang, kain jumputan, kosmetik, buah-buahan, hasil bumi, aneka kue, uang dan perhiasan. Rombongan ini akan diiringi dengan bunyi-bunyian rebana.

Setibanya di rumah pengantin wanita, ibu pengantin wanita akan membalutkan selembar kain songket motif lepus ke punggung pengantin pria (menantunya) dan ditarik menuju kamar pengantin wanita. Acara ini disebut sebagai gendong anak mantu. Sesampainya di depan pintu kamar, dilakukan acara ketok pintu oleh pengantin pria dengan didampingi utusan yang dituakan, disebut tumbu jero. Setelah pintu dibuka, pengantin pria akan membuka kain selubung yang menutupi wajah istrinya yang disebut acara buka langse.

Selanjutnya kedua pengantin keluar dari kamar untuk melakukan acara suap-suapan. Orangtua pengantin wanita akan menyuapi sang pengantin dengan nasi ketan kunyit dan ayam panggang. Setelah itu diadakan acara cacap-cacapan yaitu orangtua pengantin pria mencacap atau mengusap ubun-ubun kedua pengantin dengan air kembang setaman sebagai tanda pemberian nafkah terakhir bagi anaknya.

Selanjutnya dilakukan acara sirih panyapo, di mana pengantin wanita memberikan sirih pada suaminya sebagai perlambang bahwa dalam kehidupan rumah tangga harus saling memberi dan menerima.

Terakhir, diadakan upacara timbang adat. Pada acara ini topi pengantin pria ditimbang sebagai simbol bahwa keduanya harus seiring sejalan dalam keadaan suka atau duka.

2 Komentar:

Pada 26 Agustus 2019 pukul 15.32 , Blogger tresnaafrianti mengatakan...

Hi brides & grooms to be, lagi cari gedung utk acara pernikahan di Kota Bandung? Gedung HIS Balai Sartika Convention Hall bisa jadi pilihan kamu loh karena sekarang udh full carpet & lampu chandelier. Selain itu HIS Balai Sartika Convention Hall juga menyediakan paket pernikahan yang fleksibel dan pilihan vendornya ada banyak banget, bisa pilih sesuai keinginan kamu. Ohya, sekarang lagi ada promo menarik juga loh yaitu CASHBACK dan HONEYMOON PACKAGE! Untuk informasi lengkapnya, hubungin aja Tresna (+6281312214233), FREE KONSULTASI!!

 
Pada 11 Oktober 2019 pukul 16.32 , Blogger Nisa mengatakan...

Halo para calon pengantin, mau menikah di gedung mewah tanpa ribet dan budget oke? HIS GRAHA ELNUSA jawabannya! Hijau Indah Selaras Wedding Venue & Organizer bakal bikin mimpi kamu jadi nyata. Kami menyediakan ALL IN WEDDING PACKAGE, gak perlu khawatir karena kita sudah cover :
- Fasilitas Gedung (Full AC & Full Karpet)
- Catering
- Dekorasi
- Rias & Busana
- Entertainment
- Photography
- Wedding Organizer
- Wedding Planner
- MC + Buku Tamu
- Mobil Pengantin Alphard

Gak cuma itu, kamu juga bakal dapet banyak bonus seperti HONEYMOON ke LABUAN BAJO 3D2N + VOUCHER FLIGHT 10JT dan 200 PORSI FOODSTALL MILLENIALL seperti BASKIN ROBINS, HONGTANG, atau SUSHI TEI. Book your date! Whatsapp : 087884761964, Email : alifahnisa.hiscorp@gmail.com

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda