songket kini...
Ditinjau dari bahan, cara pembuatan, dan
harganya; songket semula adalah kain mewah para bangsawan yang menujukkan
kemuliaan derajat dan martabat pemakainya. Akan tetapi kini songket tidak hanya
dimaksudkan untuk golongan masyarakat kaya dan berada semata, karena harganya
yang bervariasi; dari yang biasa dan terbilang murah, hingga yang eksklusif
dengan harga yang sangat mahal. Kini dengan digunakannya benang emas sintetis
maka songket pun tidak lagi luar biasa mahal seperti dahulu kala yang
menggunakan emas asli. Meskipun demikian, songket kualitas terbaik tetap
dihargai sebagai bentuk kesenian yang anggun dan harganya cukup mahal.
Sejak dahulu kala hingga kini, songket
adalah pilihan populer untuk busana adat perkawinan Melayu, Palembang,
Minangkabau, Aceh dan Bali. Kain ini sering diberikan oleh pengantin laki-laki
kepada pengantin wanita sebagai salah satu hantaran persembahan perkawinan. Di
masa kini, busana resmi laki-laki Melayu pun kerap mengenakan songket sebagai
kain yang dililitkan di atas celana panjang atau menjadi destar, tanjak, atau
ikat kepala. Sedangkan untuk kaum perempuannya songket dililitkan sebagai kain
sarung yang dipadu-padankan dengan kebaya atau baju kurung.
Meskipun berasal dari
kerajinan tradisional, industri songket merupakan kerajinan yang terus hidup
dan dinamis. Para pengrajin songket terutama di Palembang kini berusaha
menciptakan motif-motif baru yang lebih modern dan pilihan warna-warna yang
lebih lembut. Hal ini sebagai upaya agar songket senantiasa mengikuti zaman dan
digemari masyarakat. Sebagai benda seni, songket
pun sering dibingkai dan dijadikan penghias ruangan. Penerapan kain songket
secara modern amat beraneka ragam, mulai dari tas wanita, songkok, bahkan kantung ponsel
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda