Kepsek SMA Negeri 5 Terancam Dicopot
PALEMBANG, SRIPO — Ujian Nasional tahun ini tampaknya memakan korban. Kali ini bukan murid yang jadi korban. Melainkan kepala sekolah. Kepala Sekolah SMAN 5 Agus Budiyanto, salah satu sekolah unggulan berstandar nasional, terancam dicopot dari jabatannya.
Hal itu terkait tidak lulusnya 25 siswa SMA Negeri 5 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Selain kepsek, guru mata pelajaran yang bersangkutan, juga terancam dicopot.
Walikota Palembang Eddy Santana Putra menegaskan hal itu usai pertemuan dengan anggota DPRD Sumsel Dapil I Palembang di Ruang Parameswara, Senin (26/4).
Ditambahkan, banyak siswa yang tidak lulus mata pelajara Bahasa Indonesia merupakan cermin kegagalan guru yang mengajar dan kepala sekolah yang memimpin.
“Ini tidak bisa dibiarkan karena ini sekolah unggulan. Kepsek dan gurunya akan di-rolling. Paling lambat minggu depan mereka sudah dipindahkan,” tegas Eddy.
Orang nomor satu di Palembang itu menjelaskan, sebagai sekolah unggulan seharusnya SMA Negeri 5 menjadi contoh sekolah lain soal nilai dan jumlah kelulusan. Bila lebih dari 10 orang siswa tidak lulus suatu mata pelajaran berarti ada kesalahan dalam proses mengajar di sekolah itu.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) harus melakukan eveluasi terhadap sekolah-sekolah yang pada UN lalu mengalami kemunduran salah satunya SMA 5.
Tak Mudah Sementara itu Kepala Disdikpora Palembang Hatta Wazol yang dikonfirmasi soal rencana pencopotan Kepsek SMAN5 mengatakan hal itu tidak semudah seperti dibayangkan.
“Itu tak mungkin. Jangan membuat resah. Kalau soal pergantian, any time. Walau SK diturunkan empat tahun bila kepala sekolah tidak berhasil pasti dipindahkan,” ujar Hatta.
Satu hari sebelum pengumuman kelulusan, kata Hatta Wazol seluruh kepala sekolah dikumpulkan termasuk Agus, Kepsek SMA Negeri 5. Pemanggilan itu untuk membahas dan memerintahkan serta mencari tahu dan menganalisa mengapa beberapa sekolah banyak siswa yang tidak lulus mata pelajaran tertentu.
Seperti yang terjadi pada 25 siswa SMA 5 yang tidak lulus Bahasa Indonesia, mungkin terjadi kesalahan siswa dalam mengartikan soal atau guru dalam menerjemah kisi-kisi Standar Kelulusan (SKL) yang diberikan pemerintah pusat.
Program Khusus Bagi Hatta Wazol, ketidaklulusan 25 siswa SMA di sekolah unggulan tersebut bukan persoalan karena mereka masih dapat mengikuti UN ulang yang dilakukan pada 10 Mei mendatang.
Untuk Kota Palembang, UN ulang ditempatkan di dua sekolah, yakni SMA Negeri 1 untuk peserta SMA/MA. sedangkan peserta kejuruan ditempatkan di SMK Negeri 3.
“Saya sudah minta Kepsek membuat program khusus. Mereka harus mendapat mata pelajaran tambahan selama seminggu,” katanya sembari menambahkan siswa yang tidak lulus UN ulang, baru dikatakan tidak lulus dan tidak dapat mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. (sep)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda